BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang
paling menarik tetapi pelik. Sebagai salah satu jenis sastra, puisi merupakan
pernyataan sastra yang paling utama. Segala unsur seni sastra mengental dalam
puisi.
Puisi mengandung karya estetis yang bermakna,
mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang panca indra
dalam susunan yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi
pengalaman manusia yang digubah dalam wujud yang paling berkesan. Puisi dapat
membuat kita tertawa, menangis, tersenyum, berfikir, merenung, terharu bahkan
emosi dan marah.
Sampai sekarang, puisi selalu mengikat hati dan digemari oleh semua lapisan
masyarakat karena keindahan dan keunikannya. Oleh karena kemajuan masyarakat dari
masa kemasa selalu meningkat, maka corak, sifat dan bentuk puisi pun selalu
berubah, mengikuti perkembangan selera, konsep estetika yang selalu berubah dan
kemajuan intelektual yang selalu meningkat.
- RUMUSAN
MASALAH
- Apa pengertian
puisi anak?
- Apa saja bentuk
puisi anak ?
- Apa saja
unsur-unsur yang terkandung dalam puisi anak?
- Bagaimana
menganalisis puisi anak?
- TUJUAN
- Untuk mengetaui pengertian puisi anak
- Untuk
mengetahui bentuk puisi anak dan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi
anak
BAB II
PEMBAHASAN
- PENGERTIAN PUISI ANAK
Secara
etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeima” atau ”Poesis” yang
berarti pembuatan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut ”Poem” atau ”Poetry”
yang berarti membuat atau pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya seseorang
telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau
gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.
Definisi puisi
cukup banyak, salah satu pendapat yang cukup mudah dipahami diantaranya
mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya Sastra yang mengungkapkan pikiran
dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan
semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik dan struktur batinnya (
Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd. Pembelajaran Sastra yang
apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44 ). Berdasarkan asal-usul istilah
puisi dari atas dan berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi dapat
didefinisikan sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata,
rima, dan irama sebagai media penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi dan
imajinasi.
Bila
dibandingkan dengan karya sastra fiksi atau drama, pilihan kata dalam puisi
cenderung padat, singkat, imajinatif sehingga dikatakan mempunyai bentuk
tersendiri. Penggunaan rima dan irama agar puisi lebih indah juga merupakan
pembeda yang sangat signitifikan bola dibandingkan fiksi dan drama.
Secara garis besar,
puisi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu puisi orang dewasa dan puisi untuk anak. Masuk pada
pembahasan puisi anak muncul pertanyaan
apakah Anda menjelaskan apa itu puisi anak?
Mengapa puisi anak harus dipelajari oleh
Anda? Dan bagaimanakah sesungguhnya puisi anak itu? Pertanyaan
selanjutnya menyangkut keprofesionalan
Anda sebagai guru SD. Sudah tepatkah
puisi-puisi yang Anda
pilih dalam mengajar? Sudah tepatkah cara Anda menyajikan pembelajaran puisi
anak? Jawabannya
akan Anda dapatkan usai mempelajari materi
ini. Untuk itu marilah kita mulai mempelajari puisi anak ini dengan membaca puisi-puisi
berikut :
- Jenazah
Oleh:
Mansur Samin, dari: Pahlawan
Mataku terkapar ke tengah pintu dekat mimbar, sorot
lampu Samping
pilar dan aula yang tenang di
tengah terbaring jenazah berpagar
beranda bunga dan
panji-panji Mahajaya.
Malam makin tenang saja di benakku suara hingar
sekretariat Negara sejenak
tenang, langkah riuh berderap silang
siur dengan kapal terbang gardu
dan pagar-pagar besi gempar sekali kegaduhan dan sepatu duri berlari. Kemudian mataku hinggap
ke jenazah dekat
kesamaran gelombang mahasiswa terpacak
bendera
di ujung bangku tegak
pekur para mahasiswa di
lengannya pita hitam dan selampai
dari celah-celah mereka, kulirik kertas
putih tertulis
nama: Arief Rahman Hakim
Malam tambah jauh dan makin
tua tiba-tiba di belakangku muncul mahasiswa dengan ragu bertanya:
Bapak siapa? Wartawan
atau alat negara? Dengan
sigap ku jawab: "saya penyair yang turut ambil bagian dalam demonstrasi tadi
pagi"
- Bapak
Oleh:
Abdul Wahid Situmeang, dari: Pembebasan
Bapak jadi hewan tapi hewan bukan bapak hewan kasih kepada
anak.
Aku ratapi kemalangan bapak bilang: Diam aku tak mau diam dan kami bermusuhan
Bapak jadi hewan tapi hewan bukan bapak hewan kasih kepada anak
- Pembakaran
Oleh:
Ramadhan KH, Priangan Si Jelita
Siapa cinta anak, jangan jual tanah sejengkal.
Siapa cinta tanah air, jangan lupakan bunda meninggal.
Siapa ingat hari esok, mesti sekarang mulai menerjang.
- Doa
Oleh:
Zul Irwan, dalam: Sumardi, dkk:90
Tuhan Berikan aku mimpi malam
ini tentang
matematika yang
diujikan esok pagi
5.
Seorang
Anak di Persimpangan Jalan
Oleh: Diva Beshia
Ketika di sebuah persimpangan jalan padat lekat oleh debu
dan asap knalpot seorang anak pengemis
berpacu cepat dengan waktu menerka
sejumput rupiah
demi perut demi sekolah demi hidup
yang terasa kian
sulit dan penuh tantangan mereka tidak pernah
merasa nikmatnya makan
di restoran mereka
tidak pernah tahu apa itu mainan
canggih mereka
pun tiada pernah merasakan sejuknya
mobil ber-ac yang
mereka tahu dan rasakan bahwa hidup
ini adalah sebuah perjuangan
Pada puisi no. 1
tertulis dengan jelas
kata "bapak" pada larik ke-3 bait keempat yang melambangkan kata panggilan akrab dari
seorang anak kepada orang tuanya yang laki-laki, tetapl puisi tersebut sulit
dimengerti oleh anak-anak, terutama anak usia
SD. Banyak sekali terdapat kata-kata sulit
yang belum biasa ditemukan pada buku-buku
pelajaran di SD. Puisi kedua juga menyebut dua kata sekaligus "anak" dan
"bapak" dalam satu judul puisi. Akan tetapi, dalam keseluruhan puisi ini pun sulit dimengerti oleh anak SD meskipun
memuat kata-kata sederhana dan
kalimatnya pun rata-rata kalimat sederhana, namun kesulitan disebabkan dalam
menangkap makna puisi yang bermakna
konotatif yang oleh sebagian besar siswa SD
mungkin belum dapat dicerna demikian pula halnya dengan puisi nomor 3.
Meskipun puisi tersebut
menggunakan kata-kata yang dimengerti oleh anak karena menggunakan kata
sehari-hari, dan puisinya tidak terlalu panjang, namun kata sehari-hari yang
ada pada puisi nomor 3 tidak dapat dimengerti secara langsung karena mengandung
kiasan-kiasan yang memerlukan penafsiran lebih tinggi. Puisi nomor 4
kata-katanya sederhana, kalimat kalimatnya sederhana karena tidak mengandung
kiasan, dan masalah yang dikemukakan memang masalah keseharian yang dihadapi
anak-anak. Atas sejumlah alasan tersebut maka puisi berjudul “Doa” ini dapat
dipilih sebagai puisi anak. Nomor 5 meskipun agak panjang, tetapi memiliki
kesederhanaan dalam pemakaian kata, dalam penggunaan kalimat, dalam membuat
permasalahan, dan juga pilihan katanya. Jadi, dapat pula dipilih sebagai puisi
anak.
Menurut Norton (1983:
321) dan Huck (1989: 394) untuk mendefinisikan sebuah puisi tidak semudah cara
kita mengemukakan alasan diatas. Oleh karena sangatlah sulit mendefinisikan
puisi secara tepat kesulitan ini disebabkan bentuknya yang “unik”. Keunikan ini
yang menjadikan puisi mudah dikenali terutama bila disejajarkan dengan jenis
sastra yang lain, seperti prosa dan drama. Menurut Georgia dalam Calmus (1989:
297), keunikan ini pula yang memudahkan puisi dikenali karakteristiknya melalui
(a) bahasa dalam puisi lebih padat,(b)setiap kata dalam puisi sangat
penting,(c)menggunakan bahasa yang figuratif melalui gaya bahasa sirnile,
metafora dan imajinatif,(d) bersifat ritmik, dan (e)unit imajinasinya berupa
bait dan larik.
Bahkan Rumini (1997:
6.19) menyatakan bahwa puisi yang bagus adalah Hasil penyulingan pengalaman
yang tertangkap pikiran dan perasaan dari suatu objek intensifikasi Serupa itu
memerlukan pola struktur kata yang lebih tinggi dari prosa. Maksudnya adalah
bahwa puisi merupakan kumpulan kata yang disusun dengan cara mengelompokkan bawah
terdiri atas kata-kata yang bermakna lebih luas dan lebih dalam daripada prosa.
Dari puisi anak, Robert
Frost (dalam Huck: 1989: 393)
mengemukakan bahwa puisi harus
menyenangkan anak-anak dan membantu mereka anak-anak dalam mengembangkan
pengetahuan baru dan cara baru untuk memahami dunianya. Dunia yang dimasuki
anak melalui membaca puisi anak itu menurut Riris Sarumpaet (1979: 2932) harus
memberi tiga kriteria, yaitu (a) memenuhi unsur pantangan, (b) disajikan dengan
gaya secara langsung, (c) fungsi terapan itulah yang membedakan sastra anak
dengan sastra orang dewasa. Artinya bahwa sebuah puisi anak tidak boleh memuat
hal-hal yang dianggap tabu oleh budaya dan suara yang berlaku di lingkungan
sekitar hidup anak. Menyajikannya menggunakan gaya bahasa yang langsung dapat
ditangkap oleh pikiran anak sehingga anak tidak harus mencari-cari tafsiran
dengan susah payah seperti yang terdapat pada puisi nomor 1, 2 dan 3 di atas,
yang lebih banyak memuat kata yang maknanya tersembunyi dibalik gaya bahasa
tertentu serta dapat diterapkan sebagai bagian dari kegiatan hidup si anak.
Lebih terperinci lagi Norton (323-324)
mengemukakan kriteria, yaitu:
a.
Puisi anak adalah puisi yang berisi
kegembiraan dan irama;
b.
Mengutamakan bunyi bahasa dan
membangkitkan semangat bermain bahasa;
c.
Harus berupaya memperbaiki ketajaman
imajinasi visual dan kesegaran kata yang dipergunakan mengembangkan imajinasi
dan melihat secara serta mendengar kata-kata dalam cara baru;
d.
Menyajikan cerita sederhana dan
memperkenalkan tindakan yang dilakukan
e.
Bukan ditulis berdasarkan dugaan yang
rendah terhadap anak;
f.
Membentuk informasi sederhana yang
membuat anak dapat menafsir dan menangkap sesuatu dari puisi itu;
g.
Tema puisi harus yang menyenangkan
anak-anak menyatakan sesuatu kepada anak menggelitik egonya meningkatkan
kebahagiaan menyentuh kejenakaan dan membangkitkan semangat menggali;
Itulah
kriteria puisi yang harus seharusnya terdapat dalam puisi anak. Dari beberapa
teori di atas Anda seyogianya sudah dapat melengkapi alasan yang mendasari
jawaban Anda pada pertanyaan di awal modul ini tentang apa, mengapa, bagaimana
puisi anak. Berikut ini pendapat yang dapat memperjelas pemahaman Anda tentang
kriteria puisi yang dikemukakan oleh Suwardi, dkk. (1985: 20-230) bahwa puisi
anak hendaknya memiliki kriteria:
a.
sesuai dengan lingkungan anak;
b.
sesuai dengan kelompok usia anak;
c.
keragaman sajak;
d.
kesesuaian saja dengan siswa.
Jadi, sejumlah persyaratan yang harus dipertimbangkan
pada puisi anak jika Anda akan memberikan puisi kepada anak, baik sebagai bahan
pelajaran maupun sebagai bahan bacaan bagi anak.
Jadi, hannya dua puisi diatas yang memenuhi kriteria
puisi anak, yaitu puisi nomor 4 dan nomor 5 karena (a) sesuai dengan lingkungan
anak, baik tema yang membangkitkan motivasi, keceriaan, kebergunaan, mendidik,
(b) sesuai dengan usia anak dalam pemilihan kesederhanaan tema, dikse, gaya
bahasa, (c) keragaman sajak dalam
memilih bunyi persajakan, dengan tema yang dekat dengan lingkungan, dalam
jenis, dan (d) sesuai dengan siswa dalam penataan bentuk dalam pemakaian
bahasa, jenis puisi, dan mengakomodasi jiwa bermain siswa.
- BENTUK PUISI ANAK
- PANTUN
Melalui pembelajaran sebelumnya kita telah mengenal berbagai
ragam puisi baik dari sisi zamanya, yaitu lama atau baru (modern). Kita juga dapat melihat dari
sisi bentuknya, yaitu terikat dan bebas, dan dari sisis isinya. Berbeda halnya
antara puisi dewasa dengan puisi anak. Pada puisi anak tidak terlalu banyak
ragamnya. Puisi anak tidak sepesat perkembangan puisi orang dewasa. Bahkan dapat
dikatakan puisi anak tidak berkembang.
Hampir semua contoh
bentuk puisi yang bervariasi dalam bentuk, isi, tema, tifografi dan kemasan
puisi lainnya, hannyalah dimiliki oleh puisi orang dewasa. Sampai saat ini
puisi anak yang paling banyak dijumpai sejak dahulu hingga saat ini adalah
berbentuk pantun, syair, gabungan dari keduanya, dan modifikasi dari pantun
atau syair dalam sisi bentuk ciri dan isi, serta puisi biasa yang tidak terikat
oleh bait dan bentuk (puisi bebas). Dari semua bentuk atau jenis puisi itu
pantun lebih banyak dikenal karena beberapa alasan diantaranya :
(a)
pantun adalah puisi tertua yang ada diindonesia sehingga melalui orang-orang
tua disekitar kehidupan anak masih dapat diperkenalkan kepada anak;
(b)
pantun juga masih dikenal dan digunakan dilingkungan kehidupan anak, seperti
dibanyak daerah indonesia yang masih menggunakan pantun sebagai bagian dari
pelaksaan upacara adat
(c) dalam beberapa permainana anak digunakan
pantun yang dijadikan permainan anatar teman dalam senda gurau, terutama di
desa-desa yang biasanya dinyanyikan;
(d)
kerena bentuknya yang sederhana, pantun sering dijadikan media anak-anak untuk
menyampaikan ekspresi perasaan anak baik senang, gembira, sedih dan terharu;
(e)
hampir disemua buku teks bahasa indonesia memuat contoh puisi berbentuk pantun,
terutama pengenalan puisi di kelas rendah.
Perhatikan
contoh puisi sebagai berikut:
a.
Pantun anak-anak bersuka cita
Dibawa itik pulang petang
Dapat dirumput bilang-bilang
Melihat ibu sudah datang
Hati cemas jadi hilang
b.
Pantun jenaka
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga
c.
Pantun Nasihat
Berburu kepadang datar
Mendapat rusa belang kakinya
Berguru kepalng ajar
Bagai bunga kembang tak jadi
d.
Pantun Agama
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam siang riang
Menangis mayat didalam kubur
Teringat badan tidak sembahyang
2.
Syair
Syair
adalah bentuk puisi lama yang terikat oleh jumlah bait dan baris. Setiap bait
terdiri dari empat baris. Syir besajak aaaa, artinya setiap satu bait yang
terdiri atas empat bait setiaap barisnya berbunyi akhir sama. Syair banyak juga
terdapat dalam buku pelajaran yang bertema puisi anak. Hal ini dapat dilihat
pada banyaknya bentuk lagu anak-anak yang terbuat dari syair.
Perhatikan contoh syairdari lgu
anak-anak yang cukup kita kenal!
Bermain
layang-layang
Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimang dengan enang
Kujadikan layang-layang
Tiap minggu petang
Topeng monyet datang
Anak-anak senang
Dapat hiburan
3.Gabungan
dari Pantun dan Syair
Puisi
anak yang merupakan perpaduan dari pantun dan syair banyak juga dalam puisi
anak terutama dalam lagu-lagu anak. Paduan ini bisa dalam bentuk maupun dalam
isi. Perhatikan contoh berikut!
a.
Burung kakak tua
Hinggap dijendela
Nenek sudah tua
Giginya tinggal dua
b.
Jalan-jalan kepasar
Jangan lupa beli mawar
Siapa yang ingin pintar
Jangan tinggalkan belajar
4.
Puisi Anak atau Puisi Bebas
Puisi
bebas adalah puisi yang tidak mengikuti pola tertentu, sepeti jumlah bait,
jumlah baris, ada tidaknya smpiran. Puisi jenis ini bersifat pelukisa terhadap
ekspresi anak tentang apa yang dilihat, dirasakan, didengar, dan yang ingin
disampaikan anak melalui media bahasa yang diketahuinya . perhatikan contoh
berikt!
Hasil
Tabunganku
Dari
“Sepatu Raksasa”, Widyawati
Lihat ibu
apa yang kubeli
dari hasil tabunganku ini.
Sepasang sepatu karet
kuat dan ringan
itu
akan membuatku
jadi
juara dilapangan.
Sekotak
spidol aneka warna
hijau,
biri, kuning, dan merah muda
untuk
melukis segala benda
gunung,
laut, sungai, sawah, dan mega
semua,
semua
seperti
pelukis utama.
Ini
lainnya lagi
sekotak
gula-gula
untuk
ayah, ibu, dan saudar
kita
makan bersama-sama.
Ai,
ai, senangnya
hasil
tabungan sendiri
esok
mulai lagi,
rajin
menabung tiap hari.
Doa
Seorang Anak Kecil (untuk Ayah)
Oleh:
Anita (Dalam Sumardi dan kawan-kawan)
Kutahu
engkau letih
Kutahu
engkau pusing
Kutahu
engkau mengantuk
Kutahu
pula engkau ingin beristirahat
Itu
kutahu semua
Tapi
ku tak bisa berbuat apa-apa
Untuk
membantu pekerjaanmu
Selain
berdoa kepada tuhan
Agar
engkau diberi rahmat perlindungan
Agar
kau diberi ketabahan hati
Agar
kau diberi kesehatan serta keselamatan
Semoga
tuhanmengabulkan doaku ini
Amin.
- UNSUR
PEMBANGUN PUISI ANAK
- Unsur
instrinsik puisi
Unsur
instrinsik adalah unsur yang secara langsung membangun puisi dari dalam, atau
dari wujud puisi itu sendiri. Di antara unsur pembangun dari dalam itu ialah tema, amanat perasaan, atau nada dan suasana puisi, tipografi, enjabemen, akulirik, rima, citraan atau pengimajian, dan gaya bahasa.
a)
Tema
Seperti
prosa dan drama, puisi pun memiliki tema yang berisi persoalan yang mendasari suatu karya sastra. Tema munculny apada
awal, sebelum penyair menulis puisinya. Tema merupakan dorongan yang kuat yang
menyebabkan penyair mengungkapkan apa yang dirasakannya melalui puisi. Tema
bersifat khusus pada setiap penyair atau dengan penyair lain tidak akan sama.
Tema juga merupakan keyakinan penyair dalam memaknaihidup dan kehidupan. Untuk
menentukan tema pada puisi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara
melihat judul puisinya karena ada puisi yang di dalam judulnya sudah menampakan
tema. Biasanya judul puisi dijadikan tema dan larik-lariknya merupakan
penjelasan tema yang dibuat judul itu. Perhatikan contoh pisi Hamid Jabbar
berikut!
Doa
Rasa
tak berdaya juga terasa
Duh
aduh
Ya
Rabbi
Kukuhkan
padaku taqwa!
Cara
menentukan tema yang kedua adalah melihat bentuk fisik puisi itu. (a) dari sisi
diksi. Apakah dari segi diksinya sudah menjelaskan makna yang sesuai keinginan
pengarang puisi? Apakah pilihan katanya sudah mewakili yang sesuai keinginan
pengarang puisi? Apakah pemilihan katanya sudah mewakili yang ingin disampaikan
pengarang? (b) dari sisi judul puisinya. Apakah judul puisi sudah menggambarkan
isi sepintas lalu? Apakah judul sudah di desain dengan tepat? (c) kekerapan
kata yang sering muncul dalam puisi itu. Bagaimana penulis menggunakan kata untuk menyampaikan pesan kepada pembaca.
Apakah ada pengulangan kata yang mengindikasikan kata penting yang ingin
disampaikan? Kekerapan kata ini merupakan bentuk penanda tingkat kepentingan
informasi. Jika informasi itu dianggap penting maka dibuatlah perulangan kata
bahkan hingga berkali-kali. Perhatikan puisi Hamid Jabbar berikut!
Dan pasir
Dan
pasir
Sirna
dalam laut
Dan
laut
Utuh
dalam zikir
Dan
zikir
Kirim
dalam berpaut
Pautan
kalimah
Laillahhailallah
Dari
dua puisi diatas dapatkah anda menentukan temanya? Ya, anda benar. Puisi
berjudul “doa” bertema ketuhanan karena isinya sekitar doa. Sedangkan puisi yang berjudul “dan pasir”
dilihat dari pilihan kata (diksi) dan kekerapan kata yang sering muncul seperti
zikir diulang sebanyak dua kali dan pemilihan kata “kalimah Laillahailallah”
merupakan penguat untuk menyatakan tema
puisi diatas adalah ‘ketuhanan”.
Untuk memperkuat pemahaman anda berikut ini J.
Waluyo (2003:17-31) memberikan beberapa kategori tema, yaitu tema ;
a. Ketuhanan (religius)
b. Kemanusiaan
c. Patriotism
d. Cinta tanah air
e. Cinta kasih pria dan wanita
f. Kerakyatan dan demokrasi
g. Keadilan social (protes social)
h. Pendidikan (budi pekerti)
b)
Amanat
Pada
beberapa karya sastra, unsur amanat dan unsur tema sering disatukan. Penyatuan
ini disebabkan tipisnya perbedaan keduannya sehingga keduanya sulit dipisahkan
ataupun dipertentangkan. Namun, untuk
keperluan pembelajaran, dan keinginan membuat anda mengerti secara rinci maka
penyaji mengganggap anda memerlukan penjelasan tentang unsur amanat tersebut.
Itulah yang menjadi alasan mengapa meskipun sulit cara ini penulis tempuh.
Amanat dalam puisi juga sering disatukan
dengan sikap karena amanat diperoleh pembaca setelah pembaca atau penikmat
menyelesaikan bacaan puisinya. Oleh Karena iu dilihat dari sisi pembacamaka
amanat akan mempengaruhi sikap, cara pandang, dan wawasan pembacanya. Meskipun
demikian amanat harus tetap sesuai dengan tema puisi yang diciptakan penyair.
Jadi amanat puisi adalah pesan atau nasihat yang ada dalam puisi yang dapat
oleh pembaca melalui puisi yang dibacanya.
Oleh karena itu, amanat
hanya dapat dirumuskan oleh pembaca atau penikmat satu dengan lainnya. Perbedaan ini
disebabkan, beragamnya tingkatan penikmat baik dari sisi pengetahuan, latar
agama, latar budaya. Dengan latar itu amanat dapat diungkapkan dengan
berbeda-beda pua. Misalnya, dari contoh puisi “doa” diatas, pembaca dapat
merumuskannya, seperti beberapa contoh rumusan tema berikut.
a. Sulitnya berdoa secara khusuk
b. Kebutuhan yang luar biasa manusia kepada doa
c. Sulitnya menggapai ketakwaan walau hanya sekedar
berdoa.
d. Usaha manusia perlu diiringi doa.
e. Untuk berdoa saja manusia harus berjuang sekuat
tenaga.
Dari
contoh diatas anda mungkindapat memahai mengapa sulit menemukan amanat yang
global, yang sepola atau yang sama antara penikmat dengan penyair, antara
penikmat yang satu dengan penikmat yang lain. Demikian pula dengan anda
diharapkan dapat menangkap amanat yang sesuai dengan keadaan anda dengan
penulisan yang berbeda sesuai dengan tingkat pengtahuan anda.
c)
sikap,
suasana atau nada, dan perasaan dalam puisi.
Sebuah
puisi tidak dapat dinimati jika tidak dibaca secar keseluruhan pembacaan puisi
dapat dilakukan tanpa suara, hanya sekedar untuk dinikmati pembacanya saja atau dibca dengan suara keras, bisa juga
dideklamasikan. Dengan mendeklamasikan atau membacanya secara keras, anda akan
merasakan perasaan yang diungkapkan oleh penyairnya. Suasana ejiwaan akan
terungkap melalui ungkapan nada pada puisi yang diciptakan. Nada dan perasaan
dalam puisi merupakan ekspresi penyair dalam menyampaikan apa yang dirasakan
dalam hatinya.
Sikap penyair akan
terlihat jelas dalam puisinya. Sikap yang berbeda pada setiap penyair, akan
membedakan tiap karya puisi yang diciptakannya, meskipun objek yang disampaikan
sama. Hal ini disebabkan sikap dan pandangan hidup penyair yang berbeda antara
satu dengan lainnya. Jadi, unsur siakpap atau suasana, atau nada, atau
perasaan, dalam puisi adalah ekspresi perasaan penyair yang disampaikan dalam
bentuk nada-nada yang menimbulkan keindahan.seperti apa nada yang menmbulkan
keindahan ini mungkin terlalu singkat jika dijelaskan secara rinci disini
karena terbatasnya kesempatan. Namun, untuk membantu anda melihat sikap, nada
suasana dan perasaan penyair dalam sebuah karya puisi J.Waluyo memberikan contoh seperti berikut.
a. Ciptaan puisi yang bernada sinis.
b. Protes
c. Menggurui.
d. Memberontak.
e. Main-main
f. Serius(sungguh-sungguh)
g. Patriotic
h. Belas kasih ( memelas)
i.
Takut
j.
Mencekam
k. Santai
l.
Masa
bodoh
m. Pesimis
n. Humor (bergurau)
o. Mencemoh
p. Kharismatik
q. Khusyuk.
Sedangkan
mengenaiparasaan puisi yang diungkapkan penyair, J. Waluyo memberikan contoh
seperti berikut ini.
a. Perasaan gembira
b. Sedih
c. Terharu
d. Tersinggung.
e. Terasing
f. Patah hati
g. Sombong
h. Tertekan
i.
Cemburu
j.
Kesepian
k. Takut
l.
Menyesal
Untuk lebih memperjelas
perasaan atau nada yang dimaksudkan pada penjelasaan diatas perhatikan puisi
berikut ini !
Biarin
!
Karya
: Yudhistira Adinugraha Massardi
Kamu
bilang hidup ini brengsek. Aku bilang biarin
Kamu
bilang hidup ini nggak punya arti. Aku bilang biarin
Kamu
bilang aku ini nggak punya kepribadian. Aku bilang biarin
Kamu
bilang aku nggak punya pengertian. Aku bilang biarin
Habisnya,
terus terang saja, aku nggak percaya sama kamu
Tak
usah marah. Aku tahu kamu orangnya sederhana
Cuma
karena kamu merasa asing saja makanya kamu selalu bilang seperti itu
Kamu
bilang aku bajingan. Aku bilang biarin
Kamu
bilang aku perampok. Aku biang biarin
Soalnya,
kalau aku nggak jadi bajingan mau jadi apa coba, lonte?
Aku
laki-laki, kalau kamu nggak suka kepadaku sebab itu aku rampok hatimu. Toh
nggak ada yang nggak perampok di dunia ini. Iya nggak ? kalau nggak percay
tanya aja sama polisi
Habisnya,
kalau nggak bilang begitu mau jadi apa coba
Bunuh
diri? Itu lebih brengsek dari pada membiarkan hidup ini berjalan seperti kamu
sehari sekarang ini
Kamu
bilang itu melelahkan. Aku bilang biarin
Kamu
bilang itu menyakitkan
Gadis
peminta-minta
Setiap
kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu
terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah
padaku, pada bulan merah jambu
Tapi
kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin
aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang
kebawah jembatan yang melulur sosok
Hidup
dari kehidupan angan-angan yang gemerlap
Gembira
dari kemayaan riang
Duniamu
yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas
diatas air kotor , tapi yang begitu kau hafal
Untuk
bisa membagi dukaku
(Suara,
1956)
Dari
kedua puisi diatas , puisi berjudul “ Biarin” bernada main-main, sedangkan
puisi “Gadis peminta-minta” bernada kesedihan dan keterharuan
d)
Tipografi
Adalah ukiran bentuk puisi yang biasanya
berupa susunan baris kebawah. Ada juga penulis yang menyebut istilah topografi
dengan tata wajah puisi. Keduanya merupakan salah satu unsur puisi yang menjadikan puisi lebih indah
karena tata wajahnya dibuat seperti lukisan tertentu. Tipografi banyak terdapat
pada puisi modern yang sering disebut dengan istilah puisi mbeling, puisi
kontemporer atau ada juga yang menyebutnya puisi konkret.
Sajak
Transmigran II
Oleh
: F.Rahardi
Dia
selalu singkong
Dan
terus-menerus singkong
Hari
ini singkong
Tadi
malam singkong
Besok
mungkin singkong
Besoknya
lagi juga singkong
Dirumah
sepotong singkong
Diladang
seikat singkong
Dipasar
segerobak singkong
Dirumah
tetangga sepiring singkong
Enam
bulan lagi tetap singkong
Setahun
lagi tetap singkong
Sepuluh
tahun masih singkong
Dua
puluh tahun masih singkong
Dan
lima puluh tahun kemudian
Transmigran
berubah
Sakit-sakitan
Mati
Lalu
terkubur diladang singkong
e)
Enjabemen
Pemindahan bagian kalimat pada larik
berikutnya sehingga menimbulkan nuansa makna. Fungsinya mempererat hubungan
antarlarik sehingga makna antarlarik itu menjadi utuh.perhatikan hubungan
antarlarik yang menjadikan keutuhan makna antarlarik pada puisi berikut !!
DOA
Oleh : Ajib Rosidi
Tuhan, beri aku kekuatan
Menguasai diri sendiri, kesunyian
Dan keserakahan. Beri aku petunjuk
selalu
Untuk memilih jalan-mu, keridhoan-mu.
Amin.
- Akulirik
Tokoh yang berbicara dalam puisi.tokoh itu bisa pengarangnya, bisa pula
bukan.dalam arti pengarang mewakilkan tokoh puisi yang dikarangnya pada tokoh
tertentu, atau tokoh lain. Ciri akulirikterdapat kata ganti: aku, kamu, dan
kita. Perhatikan tokoh yang terdapat pada puisi berikut !
Karangan
bunga
Oleh:
taufik ismail
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu.
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karanga bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Sing tadi
- Rima atau Persamaan bunyi
Rima adalah persamaan bunyi yang berulang
secara teratur pada kata yang letaknya berdekatan didalam satularik atau
antarlarik. Perhatikan perulangan bunyi pada puisi berikut, dan bacalah
keras-keras dan ulangi lagi membacanya. Apa ada kekuatan magis ?
Buah rindu (Amir Hamzah)
Datanglah engkau wahai maut
Lepaskan aku dari nestapa
Engkau
lagi tempatku berpaut
Diwaktu ini gelap gulita
Kicau
murai tida merdu
Pada beta bujang melayu
Himbau
punguk tiada merindu
Dalam telingaku seperti dahulu
.................................................
Untuk puisi modern
pengulangan tidal lagi dianggap sepenting pada puisi lama. Meskipun bukan
keharusan yang baku tetapi unsur rima salah satu unsur yang turut membangun
puisi. Perhatikan rima pada puisi berikut.
Catatan
hari lebaran
Sepiring ketupat luka
Semangkuk
sop duka
Sepotong lauk alpa
Tergeletak diatas meja
Sajakku pun sigap menyantapnya
- Citraan atau Pengimajian
Adalah susunan
kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh
penyair. Penyair menggunakan citraan ini sebagai carauntuk memperjelas agar
penikmat memahami puisi ciptaanya melalui citraan yang disajikan dalam beberapa
bentuk citraan:
a.
Penglihatan (visual imagery);
b.
Pendengaran (auditory imagery);
c.
Penciuman (smell imagery);
d.
Perasaan (tactile imagery);
Contoh pengimajian penglihatan pada
puisi chairil anwar berikut !
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-mu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
.............................
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara dinegeri asing
Tuhanku
Dipintu-mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
- Gaya Bahasa, Irama atau ritme
Adalah
ciri khas yang dipakai penyair untuk menimbulkan efek estetis pada karya puisi
yang dihasilkannya.cara ini dilakukan dengan pemanfaatan kekayaan bahasa ayang
dimiliki oleh bahasa yang diguakan penyair melalui pengulangan bunyi,
pengulangan kata, dan kalimat. pengulangan kata meliputi repitisi, diksi,
sertadalam bentuk pengulangan kalimat meliputi gaya implisit dan retorika.
Perhatikan contoh pengulangan bunyi dan kata pada puisi berikut yang
menimbulkan bunyi teratur dan menciptakan irama.
Menyesal
Pagiku hilang/sudah melayang
Hari mudaku/telah pergi
Kini petang/datang membayang
Batang usiaku/sudah tinggi
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-mu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
......................................
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
- Unsur Ekstrinsik Puisi
Di samping unsur pembangun dari dalam, puisi juga memiliki unsur
pembangun dari luar yang disebut unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik ini cukup
berpengaruh terhadap keutuhan puisi, oleh karena itu, disebut unsur luar,
tetapi sangat mempengaruhi totalitas puisi. Unsur ekstrinsik ini terdiri atas :
unsur biografi penyair, unsur kesejarahan dan unsur kemasyarakatan.
- Struktur Lapis-Lapis Norma
Di samping unsur intrinsik dan ekstrinsik, karya puisi juga dapat
dilihat dari sisi struktur yang berbeda, yaitu struktur lapis-lapis norma.
Struktutr norma ini ditinjau dari kenyataan yang ada dalam puisi itu sendiri
atau fenomena yang ada. Bahwa puisi terbentuk oleh lapisan-lapisan yang
antarasatu lapisan yang saling terikat. Lapisan yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
i.
Lapis Bunyi
Adalah kumpulan bunyi
fonem yang membentuk kata. Kata yang berasal dari kumpulan bunyi tersebut
selanjutnya membentuk bunyi kalimat, kalimat –kalimat itu dirangkai menjadi
bait. Dari rangkaian itu terbentuklah puisi. Lapisan bunyi merupakan lapisan
teratas atau awal. Dikatakan awal karena konsep puisi adalah rangkaian bunyi
yang dapat didengar. Artinya puisi adalah sesuatu untuk didengar.
ii.
Lapis Arti
Sebuah puisi setelah
didengar, akan terlihat strukturnya atau bentuknya dengan jelas sebagai bagian
dari huruf yang menjadi kata, kata merupakan bagian dari kelompok kata,
kelompok kata bagian dari kalimat. Rangkaian kata, kelompok kata dan kalimat ini
meiliki arti yang selanjutnya membentuk kesatuan arti yang lebih besar lagi,
yaitu bait. Oleh karena itu tiap unsur yang membentuk puisi ini harus dijelaskan arti linguistiknya,
terutama arti linguistik setiap kata yang tidak biasa dipakai dalam komunikasi
sehari-hari.
iii.
Lapis Dunia Pengarang
Puisi adalah hasil tulisan pengarang,
apa yang dituliskan di dalam puisi tidak selalu berisi apa yang dialami
pengarang. Adakalanya tulisan atau karya puisi itu hanyalah olahan imajinasi
pengarangnya. Pengarang mewujudkan pelaku, latar, dan apa yang diungkapkan
dalam karya puisinyaitu merupakan hasil imajinasinya agar puisi ciptaannya
dapat dimengerti, dan ditangkap oleh penikmat sebagai suatu karya yang berguna.
Untuk memperindah puisi, pengarang menyertakan pula lapis dunia implisit berupa
khiasan-khiasan yang merupak cerminan ucapan tak langsung, serta lapis
metafisika yang berupa suasana tragis atau mengerikan atau suasana suci yang
menimbulkan renungan bagi pembaca.
- ANALISI
PUISI ANAK-ANAK
Krakatau
(oleh : Dini Fajrini )
Di antara sumatera dan jawa
Terbentang selat sunda
Yang indah rupawan
Berdirilah krakatau dengan megahnya
Menjulang tinggi mencapai langit
Sungguh indah di pandang mata
Tapi ketika Ia marah
Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya
Asap hitam bertebaran tertiup angin
Kerikil –kerikil berhamburan
Gelombang pasang menghantam pesisir
pantai
Tapi semua itu telah berlalu
Dia telah kembali tenang
Kembali indah untuk dipandang
Oh, tuhan sungguh indah ciptaannmu
Dari semua unsur atau
komponen yang ada di puisi tersebut kita analisis unsur yang adasaja. Karena
puisi anak itu sangat sederhana. Oleh karena kesederhanaannya tidak semua unsur
ada seperti unsur yang ada di puisi umum.
1.
Tema
Dari membaca judul
puisi di atas kita mendapat kata “krakatau” yang mengandung konsep sebuah
sebutan untuk gunung yang pernah meletus dan dikenal oleh banyak orang. Nahkan
diperkuat oleh kalimat yang ada pada bait pertama “Di antara sumatera dan jawa”
dan berdirilah krakatau yang indah rupawan. Kata indah itu diperjelas lagi
dengan mengulang pengertian kata indah melaluio tiga baris kalimat pada bait
kedua, yang merupakan diksi lain, tetapi semaksud “Berdirilah krakatau dengan
megahnya Menjulang tinggi mencapai langit Sungguh indah di pandang mata”.
Berdasarkan hal tersebut maka tema dari puisi ini tentang keindahan akam.
2.
Amanat
Berdasarkan pesan yang bisa kita tangkap
dari pengarang puisi krakatau adalah sebagai berikut :
a.
Di balik keindahan terselip ancaman
b.
Sesuatu yang indah menyimpan bahaya
c.
Segala sesuatu diciptakan Tuhan dalam
dua sisi , yaitu baik dan buruk.
d.
Segala hal akan tercermin melalui
sikapnya. Jika sedang tenang akan kelihatan indah, tetapi jika sedang marah
akan kelihatan buruk.
3. Nada, sikap, serta suasana hati dan
perasaan
Berdasarkan puisi diatas untuk
menentukan sikap berdasarkan situasi pengarang tercermin pada bait 1,2,dan 4
yaitu sikap senang, suka hati, dan bahagia yang diletakkan pada awal dan akhir
puisi.
4.
Rima
Pada puisi ini rima terdapat pada
hubungan bunyi antarlarik dengan mengulang “nya” pada baik kle3 lirik 2,3,dan
4.
Seluruh
dunia diguncangnya
Lahar
panas keluar dari perutnya
Menerjang
semua yang menghalanginya
Ciptaaan atau pengimajian
Pada puisi Krakatau terdapat citraan
pada bait ke 1, ke 2. Dan ke 3.
Terbentang selat sunda
Yang indah rupawan
Berdirilah krakatau dengan megahnya
Menjulang tinggi mencapai langit
Sungguh indah di pandang mata
Tapi ketika Ia marah
Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya
Asap hitam bertebaran tertiup angin
Kerikil –kerikil berhamburan
Gelombang pasang menghantam pesisir
pantai
5. Gaya bahasa
Gaya bunyi terdapat pada bait ke 3:
Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya
Sedangkan gaya kata terdapat pada
Berdirilah krakatau dengan megahnya
Menjulang tinggi mencapai langit
Sungguh indah di pandang mata
Tapi ketika Ia marah
Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya
Asap hitam bertebaran tertiup angin
Kerikil –kerikil berhamburan
Gelombang pasang menghantam pesisir
pantai
Adapun unsur tipografi,
enjabmen, dan akulirik ntidak terdapat pada puisi ini. Unsur ekstrinsik pada
puisi ini tentu ada yang berhubungan dengan unsur kesejarahan.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
puisi adalah bentuk karya Sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan
bahasa, yakni struktur fisik dan struktur batinnya ( Waluyo.1995:28, dalam buku
Drs.Supriyadi, Mpd. Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD
2006:44 ). Berdasarkan asal-usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat
para ahli, pengertian puisi dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang
sastra yang menggunakan kata-kata, rima, dan irama sebagai media penyampaian
untuk membuatkan ekspresi, ilusi dan imajinasi.
Hampir
semua contoh bentuk puisi yang bervariasi dalam bentuk, isi, tema, tifografi
dan kemasan puisi lainnya, hannyalah dimiliki oleh puisi orang dewasa. Sampai
saat ini puisi anak yang paling banyak dijumpai sejak dahulu hingga saat ini
adalah berbentuk pantun, syair, gabungan dari keduanya, dan modifikasi dari
pantun atau syair dalam sisi bentuk ciri dan isi, serta puisi biasa yang tidak
terikat oleh bait dan bentuk (puisi bebas).
Unsur
instrinsik adalah unsur yang secara langsung membangun puisi dari dalam, atau
dari wujud puisi itu sendiri. Di antara unsur pembangun dari dalam itu ialah tema, amanat perasaan, atau nada dan suasana puisi, tipografi, enjabemen, akulirik, rima, citraan atau pengimajian, dan gaya bahasa.Di samping unsur pembangun dari dalam, puisi juga
memiliki unsur pembangun dari luar yang disebut unsur ekstrinsik. Unsur
ekstrinsik ini cukup berpengaruh terhadap keutuhan puisi, oleh karena itu,
disebut unsur luar, tetapi sangat mempengaruhi totalitas puisi. Unsur
ekstrinsik ini terdiri atas : unsur biografi penyair, unsur kesejarahan dan
unsur kemasyarakatan.
No comments:
Post a Comment