Sunday, March 31, 2019

Makalah Bahasa dan Sastra Indonesia: Puisi Anak

BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang paling menarik tetapi pelik. Sebagai salah satu jenis sastra, puisi merupakan pernyataan sastra yang paling utama. Segala unsur seni sastra mengental dalam puisi.
Puisi mengandung karya estetis yang bermakna, mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang panca indra dalam susunan yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang digubah dalam wujud yang paling berkesan. Puisi dapat membuat kita tertawa, menangis, tersenyum, berfikir, merenung, terharu bahkan emosi dan marah.
Sampai sekarang, puisi selalu mengikat hati dan digemari oleh semua lapisan masyarakat karena keindahan dan keunikannya. Oleh karena kemajuan masyarakat dari masa kemasa selalu meningkat, maka corak, sifat dan bentuk puisi pun selalu berubah, mengikuti perkembangan selera, konsep estetika yang selalu berubah dan kemajuan intelektual yang selalu meningkat.
  1. RUMUSAN MASALAH
  1. Apa pengertian puisi anak?
  2. Apa saja bentuk puisi anak ?
  3. Apa saja unsur-unsur yang terkandung dalam puisi anak?
  4. Bagaimana menganalisis puisi anak?

  1. TUJUAN
  1. Untuk mengetaui pengertian puisi anak
  2. Untuk mengetahui bentuk puisi anak dan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi anak
BAB II
PEMBAHASAN

  1. PENGERTIAN PUISI ANAK
Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeima” atau ”Poesis” yang berarti pembuatan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut ”Poem” atau ”Poetry” yang berarti membuat atau pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.
Definisi puisi cukup banyak, salah satu pendapat yang cukup mudah dipahami diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya Sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik dan struktur batinnya ( Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd. Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44 ). Berdasarkan asal-usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima, dan irama sebagai media penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi dan imajinasi.
Bila dibandingkan dengan karya sastra fiksi atau drama, pilihan kata dalam puisi cenderung padat, singkat, imajinatif sehingga dikatakan mempunyai bentuk tersendiri. Penggunaan rima dan irama agar puisi lebih indah juga merupakan pembeda yang sangat signitifikan bola dibandingkan fiksi dan drama.
Secara garis besar, puisi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu puisi orang dewasa dan puisi untuk anak. Masuk pada pembahasan puisi anak muncul pertanyaan apakah Anda menjelaskan apa itu puisi anak?
Mengapa puisi anak harus dipelajari oleh Anda? Dan bagaimanakah sesungguhnya puisi anak itu? Pertanyaan selanjutnya menyangkut keprofesionalan Anda sebagai guru SD. Sudah tepatkah puisi-puisi yang Anda pilih dalam mengajar? Sudah tepatkah cara Anda menyajikan pembelajaran puisi anak? Jawabannya akan Anda dapatkan usai mempelajari materi ini. Untuk itu marilah kita mulai mempelajari puisi anak ini dengan membaca puisi-puisi berikut :

  1. Jenazah
Oleh: Mansur Samin, dari: Pahlawan
Mataku terkapar ke tengah pintu dekat mimbar, sorot lampu Samping pilar dan aula yang tenang di tengah terbaring jenazah berpagar beranda bunga dan panji-panji Mahajaya.
Malam makin tenang saja di benakku suara hingar sekretariat Negara sejenak tenang, langkah riuh berderap silang siur dengan kapal terbang gardu dan pagar-pagar besi gempar sekali kegaduhan dan sepatu duri berlari. Kemudian mataku hinggap ke jenazah dekat kesamaran gelombang mahasiswa terpacak bendera
di ujung bangku tegak pekur para mahasiswa di lengannya pita hitam dan selampai dari celah-celah mereka, kulirik kertas putih tertulis nama: Arief Rahman Hakim
Malam tambah jauh dan makin tua tiba-tiba di belakangku muncul mahasiswa dengan ragu bertanya: Bapak siapa? Wartawan atau alat negara? Dengan sigap ku jawab: "saya penyair yang turut ambil bagian dalam demonstrasi tadi pagi"

  1. Bapak
Oleh: Abdul Wahid Situmeang, dari: Pembebasan
Bapak jadi hewan tapi hewan bukan bapak hewan kasih kepada anak.
Aku ratapi kemalangan bapak bilang: Diam aku tak mau diam dan kami bermusuhan
Bapak jadi hewan tapi hewan bukan bapak hewan kasih kepada anak

  1. Pembakaran
Oleh: Ramadhan KH, Priangan Si Jelita
Siapa cinta anak, jangan jual tanah sejengkal.
Siapa cinta tanah air, jangan lupakan bunda meninggal.
Siapa ingat hari esok, mesti sekarang mulai menerjang.
  1. Doa
Oleh: Zul Irwan, dalam: Sumardi, dkk:90
Tuhan Berikan aku mimpi malam ini tentang matematika yang diujikan esok pagi

5.      Seorang Anak di Persimpangan Jalan
Oleh: Diva Beshia
Ketika di sebuah persimpangan jalan padat lekat oleh debu dan asap knalpot seorang anak pengemis berpacu cepat dengan waktu menerka sejumput rupiah
demi perut demi sekolah demi hidup
yang terasa kian sulit dan penuh tantangan mereka tidak pernah merasa nikmatnya makan di restoran mereka tidak pernah tahu apa itu mainan canggih mereka pun tiada pernah merasakan sejuknya mobil ber-ac yang mereka tahu dan rasakan bahwa hidup ini adalah sebuah perjuangan

Pada puisi no. 1 tertulis dengan jelas kata "bapak" pada larik ke-3 bait keempat yang melambangkan kata panggilan akrab dari seorang anak kepada orang tuanya yang laki-laki, tetapl puisi tersebut sulit dimengerti oleh anak-anak, terutama anak usia SD. Banyak sekali terdapat kata-kata sulit yang belum biasa ditemukan pada buku-buku pelajaran di SD. Puisi kedua juga menyebut dua kata sekaligus "anak" dan "bapak" dalam satu judul puisi. Akan tetapi, dalam keseluruhan puisi ini pun sulit dimengerti oleh anak SD meskipun memuat kata-kata sederhana dan kalimatnya pun rata-rata kalimat sederhana, namun kesulitan disebabkan dalam menangkap makna puisi yang bermakna konotatif yang oleh sebagian besar siswa SD mungkin belum dapat dicerna demikian pula halnya dengan puisi nomor 3.
Meskipun puisi tersebut menggunakan kata-kata yang dimengerti oleh anak karena menggunakan kata sehari-hari, dan puisinya tidak terlalu panjang, namun kata sehari-hari yang ada pada puisi nomor 3 tidak dapat dimengerti secara langsung karena mengandung kiasan-kiasan yang memerlukan penafsiran lebih tinggi. Puisi nomor 4 kata-katanya sederhana, kalimat kalimatnya sederhana karena tidak mengandung kiasan, dan masalah yang dikemukakan memang masalah keseharian yang dihadapi anak-anak. Atas sejumlah alasan tersebut maka puisi berjudul “Doa” ini dapat dipilih sebagai puisi anak. Nomor 5 meskipun agak panjang, tetapi memiliki kesederhanaan dalam pemakaian kata, dalam penggunaan kalimat, dalam membuat permasalahan, dan juga pilihan katanya. Jadi, dapat pula dipilih sebagai puisi anak.
Menurut Norton (1983: 321) dan Huck (1989: 394) untuk mendefinisikan sebuah puisi tidak semudah cara kita mengemukakan alasan diatas. Oleh karena sangatlah sulit mendefinisikan puisi secara tepat kesulitan ini disebabkan bentuknya yang “unik”. Keunikan ini yang menjadikan puisi mudah dikenali terutama bila disejajarkan dengan jenis sastra yang lain, seperti prosa dan drama. Menurut Georgia dalam Calmus (1989: 297), keunikan ini pula yang memudahkan puisi dikenali karakteristiknya melalui (a) bahasa dalam puisi lebih padat,(b)setiap kata dalam puisi sangat penting,(c)menggunakan bahasa yang figuratif melalui gaya bahasa sirnile, metafora dan imajinatif,(d) bersifat ritmik, dan (e)unit imajinasinya berupa bait dan larik.
Bahkan Rumini (1997: 6.19) menyatakan bahwa puisi yang bagus adalah Hasil penyulingan pengalaman yang tertangkap pikiran dan perasaan dari suatu objek intensifikasi Serupa itu memerlukan pola struktur kata yang lebih tinggi dari prosa. Maksudnya adalah bahwa puisi merupakan kumpulan kata yang disusun dengan cara mengelompokkan bawah terdiri atas kata-kata yang bermakna lebih luas dan lebih dalam daripada prosa.
Dari puisi anak, Robert Frost (dalam Huck: 1989: 393) mengemukakan bahwa puisi harus menyenangkan anak-anak dan membantu mereka anak-anak dalam mengembangkan pengetahuan baru dan cara baru untuk memahami dunianya. Dunia yang dimasuki anak melalui membaca puisi anak itu menurut Riris Sarumpaet (1979: 2932) harus memberi tiga kriteria, yaitu (a) memenuhi unsur pantangan, (b) disajikan dengan gaya secara langsung, (c) fungsi terapan itulah yang membedakan sastra anak dengan sastra orang dewasa. Artinya bahwa sebuah puisi anak tidak boleh memuat hal-hal yang dianggap tabu oleh budaya dan suara yang berlaku di lingkungan sekitar hidup anak. Menyajikannya menggunakan gaya bahasa yang langsung dapat ditangkap oleh pikiran anak sehingga anak tidak harus mencari-cari tafsiran dengan susah payah seperti yang terdapat pada puisi nomor 1, 2 dan 3 di atas, yang lebih banyak memuat kata yang maknanya tersembunyi dibalik gaya bahasa tertentu serta dapat diterapkan sebagai bagian dari kegiatan hidup si anak.
Lebih terperinci lagi Norton (323-324) mengemukakan kriteria, yaitu:
a.       Puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan dan irama;
b.      Mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain bahasa;
c.       Harus berupaya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kesegaran kata yang dipergunakan mengembangkan imajinasi dan melihat secara serta mendengar kata-kata dalam cara baru;
d.      Menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan yang dilakukan
e.       Bukan ditulis berdasarkan dugaan yang rendah terhadap anak;
f.       Membentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan menangkap sesuatu dari puisi itu;
g.      Tema puisi harus yang menyenangkan anak-anak menyatakan sesuatu kepada anak menggelitik egonya meningkatkan kebahagiaan menyentuh kejenakaan dan membangkitkan semangat menggali;
h.      Harus cukup baik untuk dibaca ulang.
Itulah kriteria puisi yang harus seharusnya terdapat dalam puisi anak. Dari beberapa teori di atas Anda seyogianya sudah dapat melengkapi alasan yang mendasari jawaban Anda pada pertanyaan di awal modul ini tentang apa, mengapa, bagaimana puisi anak. Berikut ini pendapat yang dapat memperjelas pemahaman Anda tentang kriteria puisi yang dikemukakan oleh Suwardi, dkk. (1985: 20-230) bahwa puisi anak hendaknya memiliki kriteria:
a.       sesuai dengan lingkungan anak;
b.      sesuai dengan kelompok usia anak;
c.       keragaman sajak;
d.      kesesuaian saja dengan siswa.
            Jadi, sejumlah persyaratan yang harus dipertimbangkan pada puisi anak jika Anda akan memberikan puisi kepada anak, baik sebagai bahan pelajaran maupun sebagai bahan bacaan bagi anak.
            Jadi, hannya dua puisi diatas yang memenuhi kriteria puisi anak, yaitu puisi nomor 4 dan nomor 5 karena (a) sesuai dengan lingkungan anak, baik tema yang membangkitkan motivasi, keceriaan, kebergunaan, mendidik, (b) sesuai dengan usia anak dalam pemilihan kesederhanaan tema, dikse, gaya bahasa,  (c) keragaman sajak dalam memilih bunyi persajakan, dengan tema yang dekat dengan lingkungan, dalam jenis, dan (d) sesuai dengan siswa dalam penataan bentuk dalam pemakaian bahasa, jenis puisi, dan mengakomodasi jiwa bermain siswa.
  1. BENTUK PUISI ANAK
  1. PANTUN
            Melalui pembelajaran sebelumnya kita telah mengenal berbagai ragam puisi baik dari sisi zamanya, yaitu lama atau baru (modern). Kita juga dapat melihat dari sisi bentuknya, yaitu terikat dan bebas, dan dari sisis isinya. Berbeda halnya antara puisi dewasa dengan puisi anak. Pada puisi anak tidak terlalu banyak ragamnya. Puisi anak tidak sepesat perkembangan puisi orang dewasa. Bahkan dapat dikatakan puisi anak tidak berkembang.
Hampir semua contoh bentuk puisi yang bervariasi dalam bentuk, isi, tema, tifografi dan kemasan puisi lainnya, hannyalah dimiliki oleh puisi orang dewasa. Sampai saat ini puisi anak yang paling banyak dijumpai sejak dahulu hingga saat ini adalah berbentuk pantun, syair, gabungan dari keduanya, dan modifikasi dari pantun atau syair dalam sisi bentuk ciri dan isi, serta puisi biasa yang tidak terikat oleh bait dan bentuk (puisi bebas). Dari semua bentuk atau jenis puisi itu pantun lebih banyak dikenal karena beberapa alasan diantaranya :
(a) pantun adalah puisi tertua yang ada diindonesia sehingga melalui orang-orang tua disekitar kehidupan anak masih dapat diperkenalkan kepada anak;
(b) pantun juga masih dikenal dan digunakan dilingkungan kehidupan anak, seperti dibanyak daerah indonesia yang masih menggunakan pantun sebagai bagian dari pelaksaan upacara adat
 (c) dalam beberapa permainana anak digunakan pantun yang dijadikan permainan anatar teman dalam senda gurau, terutama di desa-desa yang biasanya dinyanyikan;
(d) kerena bentuknya yang sederhana, pantun sering dijadikan media anak-anak untuk menyampaikan ekspresi perasaan anak baik senang, gembira, sedih dan terharu;
(e) hampir disemua buku teks bahasa indonesia memuat contoh puisi berbentuk pantun, terutama pengenalan puisi di kelas rendah.
Perhatikan contoh puisi sebagai berikut:

a.      Pantun anak-anak bersuka cita
Dibawa itik pulang petang
Dapat dirumput bilang-bilang
Melihat ibu sudah datang
Hati cemas jadi hilang
b.      Pantun jenaka
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga
c.       Pantun Nasihat
Berburu kepadang datar
Mendapat rusa belang kakinya
Berguru kepalng ajar
Bagai bunga kembang tak jadi
d.      Pantun Agama
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam siang riang
Menangis mayat didalam kubur
Teringat badan tidak sembahyang

2. Syair
            Syair adalah bentuk puisi lama yang terikat oleh jumlah bait dan baris. Setiap bait terdiri dari empat baris. Syir besajak aaaa, artinya setiap satu bait yang terdiri atas empat bait setiaap barisnya berbunyi akhir sama. Syair banyak juga terdapat dalam buku pelajaran yang bertema puisi anak. Hal ini dapat dilihat pada banyaknya bentuk lagu anak-anak yang terbuat dari syair.
Perhatikan contoh syairdari lgu anak-anak yang cukup kita kenal!
Bermain layang-layang
Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimang dengan enang
Kujadikan layang-layang
Tiap minggu petang
Topeng monyet datang
Anak-anak senang
Dapat hiburan
3.Gabungan dari Pantun dan Syair
            Puisi anak yang merupakan perpaduan dari pantun dan syair banyak juga dalam puisi anak terutama dalam lagu-lagu anak. Paduan ini bisa dalam bentuk maupun dalam isi. Perhatikan contoh berikut!
a.       Burung kakak tua
Hinggap dijendela
Nenek sudah tua
Giginya tinggal dua

b.      Jalan-jalan kepasar
Jangan lupa beli mawar
Siapa yang ingin pintar
Jangan tinggalkan belajar
4. Puisi Anak atau Puisi Bebas
            Puisi bebas adalah puisi yang tidak mengikuti pola tertentu, sepeti jumlah bait, jumlah baris, ada tidaknya smpiran. Puisi jenis ini bersifat pelukisa terhadap ekspresi anak tentang apa yang dilihat, dirasakan, didengar, dan yang ingin disampaikan anak melalui media bahasa yang diketahuinya . perhatikan contoh berikt!
Hasil Tabunganku
Dari “Sepatu Raksasa”, Widyawati
            Lihat ibu
            apa yang kubeli
            dari hasil tabunganku ini.
Sepasang sepatu karet
            kuat dan ringan
itu akan membuatku
jadi juara dilapangan.
Sekotak spidol aneka warna
hijau, biri, kuning, dan merah muda
untuk melukis segala benda
gunung, laut, sungai, sawah, dan mega
semua, semua
seperti pelukis utama.
Ini lainnya lagi
sekotak gula-gula
untuk ayah, ibu, dan saudar
kita makan bersama-sama.
Ai, ai, senangnya
hasil tabungan sendiri
esok mulai lagi,
rajin menabung tiap hari.

Doa Seorang Anak Kecil (untuk Ayah)
Oleh: Anita (Dalam Sumardi dan kawan-kawan)
            Kutahu engkau letih
Kutahu engkau pusing
Kutahu engkau mengantuk
Kutahu pula engkau ingin beristirahat
Itu kutahu semua
Tapi ku tak bisa berbuat apa-apa
Untuk membantu pekerjaanmu
Selain berdoa kepada tuhan
Agar engkau diberi rahmat perlindungan
Agar kau diberi ketabahan hati
Agar kau diberi kesehatan serta keselamatan
Semoga tuhanmengabulkan doaku ini
Amin.
  1. UNSUR PEMBANGUN PUISI ANAK
  1.  Unsur instrinsik puisi
Unsur instrinsik adalah unsur yang secara langsung membangun puisi dari dalam, atau dari wujud puisi itu sendiri. Di antara unsur pembangun dari dalam itu ialah tema, amanat perasaan, atau nada dan suasana puisi, tipografi, enjabemen, akulirik, rima, citraan atau pengimajian, dan gaya bahasa.
a)      Tema
            Seperti prosa dan drama, puisi pun memiliki tema yang berisi persoalan yang mendasari suatu karya sastra. Tema munculny apada awal, sebelum penyair menulis puisinya. Tema merupakan dorongan yang kuat yang menyebabkan penyair mengungkapkan apa yang dirasakannya melalui puisi. Tema bersifat khusus pada setiap penyair atau dengan penyair lain tidak akan sama. Tema juga merupakan keyakinan penyair dalam memaknaihidup dan kehidupan. Untuk menentukan tema pada puisi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara melihat judul puisinya karena ada puisi yang di dalam judulnya sudah menampakan tema. Biasanya judul puisi dijadikan tema dan larik-lariknya merupakan penjelasan tema yang dibuat judul itu. Perhatikan contoh pisi Hamid Jabbar berikut!
Doa
Rasa tak berdaya juga terasa
Duh aduh
Ya Rabbi
Kukuhkan padaku taqwa!
            Cara menentukan tema yang kedua adalah melihat bentuk fisik puisi itu. (a) dari sisi diksi. Apakah dari segi diksinya sudah menjelaskan makna yang sesuai keinginan pengarang puisi? Apakah pilihan katanya sudah mewakili yang sesuai keinginan pengarang puisi? Apakah pemilihan katanya sudah mewakili yang ingin disampaikan pengarang? (b) dari sisi judul puisinya. Apakah judul puisi sudah menggambarkan isi sepintas lalu? Apakah judul sudah di desain dengan tepat? (c) kekerapan kata yang sering muncul dalam puisi itu. Bagaimana penulis menggunakan  kata untuk menyampaikan pesan kepada pembaca. Apakah ada pengulangan kata yang mengindikasikan kata penting yang ingin disampaikan? Kekerapan kata ini merupakan bentuk penanda tingkat kepentingan informasi. Jika informasi itu dianggap penting maka dibuatlah perulangan kata bahkan hingga berkali-kali. Perhatikan puisi Hamid Jabbar berikut!
 Dan pasir
Dan pasir
Sirna dalam laut
Dan laut
Utuh dalam zikir
Dan zikir
Kirim dalam berpaut
Pautan kalimah
Laillahhailallah
            Dari dua puisi diatas dapatkah anda menentukan temanya? Ya, anda benar. Puisi berjudul “doa” bertema ketuhanan karena isinya sekitar doa.  Sedangkan puisi yang berjudul “dan pasir” dilihat dari pilihan kata (diksi) dan kekerapan kata yang sering muncul seperti zikir diulang sebanyak dua kali dan pemilihan kata “kalimah Laillahailallah” merupakan penguat untuk menyatakan  tema puisi diatas adalah ‘ketuhanan”.
 Untuk memperkuat pemahaman anda berikut ini J. Waluyo (2003:17-31) memberikan beberapa kategori tema, yaitu tema ;
a.       Ketuhanan (religius)
b.      Kemanusiaan
c.       Patriotism
d.      Cinta tanah air
e.       Cinta kasih pria dan wanita
f.       Kerakyatan dan demokrasi
g.      Keadilan social (protes social)
h.      Pendidikan (budi pekerti)
b)     Amanat
            Pada beberapa karya sastra, unsur amanat dan unsur tema sering disatukan. Penyatuan ini disebabkan tipisnya perbedaan keduannya sehingga keduanya sulit dipisahkan ataupun  dipertentangkan. Namun, untuk keperluan pembelajaran, dan keinginan membuat anda mengerti secara rinci maka penyaji mengganggap anda memerlukan penjelasan tentang unsur amanat tersebut. Itulah yang menjadi alasan mengapa meskipun sulit cara ini penulis tempuh.
             Amanat dalam puisi juga sering disatukan dengan sikap karena amanat diperoleh pembaca setelah pembaca atau penikmat menyelesaikan bacaan puisinya. Oleh Karena iu dilihat dari sisi pembacamaka amanat akan mempengaruhi sikap, cara pandang, dan wawasan pembacanya. Meskipun demikian amanat harus tetap sesuai dengan tema puisi yang diciptakan penyair. Jadi amanat puisi adalah pesan atau nasihat yang ada dalam puisi yang dapat oleh pembaca melalui puisi yang dibacanya.
Oleh karena itu, amanat hanya dapat dirumuskan oleh pembaca atau penikmat  satu dengan lainnya. Perbedaan ini disebabkan, beragamnya tingkatan penikmat baik dari sisi pengetahuan, latar agama, latar budaya. Dengan latar itu amanat dapat diungkapkan dengan berbeda-beda pua. Misalnya, dari contoh puisi “doa” diatas, pembaca dapat merumuskannya, seperti beberapa contoh rumusan tema berikut.
a.       Sulitnya berdoa secara khusuk
b.      Kebutuhan yang luar biasa manusia kepada doa
c.       Sulitnya menggapai ketakwaan walau hanya sekedar berdoa.
d.      Usaha manusia perlu diiringi doa.
e.       Untuk berdoa saja manusia harus berjuang sekuat tenaga.
Dari contoh diatas anda mungkindapat memahai mengapa sulit menemukan amanat yang global, yang sepola atau yang sama antara penikmat dengan penyair, antara penikmat yang satu dengan penikmat yang lain. Demikian pula dengan anda diharapkan dapat menangkap amanat yang sesuai dengan keadaan anda dengan penulisan yang berbeda sesuai dengan tingkat pengtahuan anda.
c)      sikap, suasana atau nada, dan perasaan dalam puisi.
            Sebuah puisi tidak dapat dinimati jika tidak dibaca secar keseluruhan pembacaan puisi dapat dilakukan tanpa suara, hanya sekedar untuk dinikmati pembacanya  saja atau dibca dengan suara keras, bisa juga dideklamasikan. Dengan mendeklamasikan atau membacanya secara keras, anda akan merasakan perasaan yang diungkapkan oleh penyairnya. Suasana ejiwaan akan terungkap melalui ungkapan nada pada puisi yang diciptakan. Nada dan perasaan dalam puisi merupakan ekspresi penyair dalam menyampaikan apa yang dirasakan dalam hatinya.
Sikap penyair akan terlihat jelas dalam puisinya. Sikap yang berbeda pada setiap penyair, akan membedakan tiap karya puisi yang diciptakannya, meskipun objek yang disampaikan sama. Hal ini disebabkan sikap dan pandangan hidup penyair yang berbeda antara satu dengan lainnya. Jadi, unsur siakpap atau suasana, atau nada, atau perasaan, dalam puisi adalah ekspresi perasaan penyair yang disampaikan dalam bentuk nada-nada yang menimbulkan keindahan.seperti apa nada yang menmbulkan keindahan ini mungkin terlalu singkat jika dijelaskan secara rinci disini karena terbatasnya kesempatan. Namun, untuk membantu anda melihat sikap, nada suasana dan perasaan penyair dalam sebuah karya puisi  J.Waluyo memberikan contoh seperti berikut.
a.       Ciptaan puisi yang bernada sinis.
b.      Protes
c.       Menggurui.
d.      Memberontak.
e.       Main-main
f.       Serius(sungguh-sungguh)
g.      Patriotic
h.      Belas kasih ( memelas)
i.        Takut
j.        Mencekam
k.      Santai
l.        Masa bodoh
m.    Pesimis
n.      Humor (bergurau)
o.      Mencemoh
p.      Kharismatik
q.      Khusyuk.
Sedangkan mengenaiparasaan puisi yang diungkapkan penyair, J. Waluyo memberikan contoh seperti berikut ini.
a.       Perasaan gembira
b.      Sedih
c.       Terharu
d.      Tersinggung.
e.       Terasing
f.       Patah hati
g.      Sombong
h.      Tertekan
i.        Cemburu
j.        Kesepian
k.      Takut
l.        Menyesal
Untuk lebih memperjelas perasaan atau nada yang dimaksudkan pada penjelasaan diatas perhatikan puisi berikut ini !
Biarin !
Karya : Yudhistira Adinugraha Massardi
Kamu bilang hidup ini brengsek. Aku bilang biarin
Kamu bilang hidup ini nggak punya arti. Aku bilang biarin
Kamu bilang aku ini nggak punya kepribadian. Aku bilang biarin
Kamu bilang aku nggak punya pengertian. Aku bilang biarin
Habisnya, terus terang saja, aku nggak percaya sama kamu
Tak usah marah. Aku tahu kamu orangnya sederhana
Cuma karena kamu merasa asing saja makanya kamu selalu bilang seperti itu

Kamu bilang aku bajingan. Aku bilang biarin
Kamu bilang aku perampok. Aku biang biarin

Soalnya, kalau aku nggak jadi bajingan mau jadi apa coba, lonte?
Aku laki-laki, kalau kamu nggak suka kepadaku sebab itu aku rampok hatimu. Toh nggak ada yang nggak perampok di dunia ini. Iya nggak ? kalau nggak percay tanya aja sama polisi

Habisnya, kalau nggak bilang begitu mau jadi apa coba
Bunuh diri? Itu lebih brengsek dari pada membiarkan hidup ini berjalan seperti kamu sehari sekarang ini

Kamu bilang itu melelahkan. Aku bilang biarin
Kamu bilang itu menyakitkan

Gadis peminta-minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang kebawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlap
Gembira dari kemayaan riang

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas diatas air kotor , tapi yang begitu kau hafal
Untuk bisa membagi dukaku
(Suara, 1956)
Dari kedua puisi diatas , puisi berjudul “ Biarin” bernada main-main, sedangkan puisi “Gadis peminta-minta” bernada kesedihan dan keterharuan
d)     Tipografi
 Adalah ukiran bentuk puisi yang biasanya berupa susunan baris kebawah. Ada juga penulis yang menyebut istilah topografi dengan tata wajah puisi. Keduanya merupakan salah satu unsur  puisi yang menjadikan puisi lebih indah karena tata wajahnya dibuat seperti lukisan tertentu. Tipografi banyak terdapat pada puisi modern yang sering disebut dengan istilah puisi mbeling, puisi kontemporer atau ada juga yang menyebutnya puisi konkret.
Sajak Transmigran II
Oleh : F.Rahardi
Dia selalu singkong
Dan terus-menerus singkong
Hari ini singkong
Tadi malam singkong
Besok mungkin singkong
Besoknya lagi juga singkong
Dirumah sepotong singkong
Diladang seikat singkong
Dipasar segerobak singkong
Dirumah tetangga sepiring singkong
Enam bulan lagi tetap singkong

Setahun lagi tetap singkong
Sepuluh tahun masih singkong
Dua puluh tahun masih singkong
Dan lima puluh tahun kemudian
Transmigran berubah
Sakit-sakitan
Mati
Lalu terkubur diladang singkong
e)      Enjabemen
 Pemindahan bagian kalimat pada larik berikutnya sehingga menimbulkan nuansa makna. Fungsinya mempererat hubungan antarlarik sehingga makna antarlarik itu menjadi utuh.perhatikan hubungan antarlarik yang menjadikan keutuhan makna antarlarik pada puisi berikut !!
DOA
Oleh : Ajib Rosidi
Tuhan, beri aku kekuatan
Menguasai diri sendiri, kesunyian
Dan keserakahan. Beri aku petunjuk selalu
Untuk memilih jalan-mu, keridhoan-mu.
Amin.
  1. Akulirik
     Tokoh yang berbicara dalam puisi.tokoh itu bisa pengarangnya, bisa pula bukan.dalam arti pengarang mewakilkan tokoh puisi yang dikarangnya pada tokoh tertentu, atau tokoh lain. Ciri akulirikterdapat kata ganti: aku, kamu, dan kita. Perhatikan tokoh yang terdapat pada puisi berikut !

Karangan bunga
Oleh: taufik ismail
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu.
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karanga bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Sing tadi
  1. Rima atau Persamaan bunyi
 Rima adalah persamaan bunyi yang berulang secara teratur pada kata yang letaknya berdekatan didalam satularik atau antarlarik. Perhatikan perulangan bunyi pada puisi berikut, dan bacalah keras-keras dan ulangi lagi membacanya. Apa ada kekuatan magis ?
Buah rindu (Amir Hamzah)
Datanglah engkau wahai maut
Lepaskan aku dari nestapa
Engkau lagi tempatku berpaut
Diwaktu ini gelap gulita

Kicau murai tida merdu
Pada beta bujang melayu
Himbau punguk tiada merindu

Dalam telingaku seperti dahulu
.................................................
Untuk puisi modern pengulangan tidal lagi dianggap sepenting pada puisi lama. Meskipun bukan keharusan yang baku tetapi unsur rima salah satu unsur yang turut membangun puisi. Perhatikan rima pada puisi berikut.
Catatan hari lebaran
Sepiring ketupat luka
Semangkuk sop duka
Sepotong lauk alpa
Tergeletak diatas meja
Sajakku pun sigap menyantapnya
  1. Citraan atau Pengimajian
    Adalah susunan kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair. Penyair menggunakan citraan ini sebagai carauntuk memperjelas agar penikmat memahami puisi ciptaanya melalui citraan yang disajikan dalam beberapa bentuk citraan:
a.       Penglihatan (visual imagery);
b.      Pendengaran (auditory imagery);
c.       Penciuman (smell imagery);
d.      Perasaan (tactile imagery);
Contoh pengimajian penglihatan pada puisi chairil anwar berikut !
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-mu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
.............................
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara dinegeri asing
Tuhanku
Dipintu-mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
  1.  Gaya Bahasa, Irama atau ritme
            Adalah ciri khas yang dipakai penyair untuk menimbulkan efek estetis pada karya puisi yang dihasilkannya.cara ini dilakukan dengan pemanfaatan kekayaan bahasa ayang dimiliki oleh bahasa yang diguakan penyair melalui pengulangan bunyi, pengulangan kata, dan kalimat. pengulangan kata meliputi repitisi, diksi, sertadalam bentuk pengulangan kalimat meliputi gaya implisit dan retorika. Perhatikan contoh pengulangan bunyi dan kata pada puisi berikut yang menimbulkan bunyi teratur dan menciptakan irama.
Menyesal
Pagiku hilang/sudah melayang
Hari mudaku/telah pergi
Kini petang/datang membayang
Batang usiaku/sudah tinggi
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-mu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
......................................
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
  1. Unsur Ekstrinsik Puisi
       Di samping unsur pembangun dari dalam, puisi juga memiliki unsur pembangun dari luar yang disebut unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik ini cukup berpengaruh terhadap keutuhan puisi, oleh karena itu, disebut unsur luar, tetapi sangat mempengaruhi totalitas puisi. Unsur ekstrinsik ini terdiri atas : unsur biografi penyair, unsur kesejarahan dan unsur kemasyarakatan.
  1. Struktur Lapis-Lapis Norma
       Di samping unsur intrinsik dan ekstrinsik, karya puisi juga dapat dilihat dari sisi struktur yang berbeda, yaitu struktur lapis-lapis norma. Struktutr norma ini ditinjau dari kenyataan yang ada dalam puisi itu sendiri atau fenomena yang ada. Bahwa puisi terbentuk oleh lapisan-lapisan yang antarasatu lapisan yang saling terikat. Lapisan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
        i.            Lapis Bunyi
Adalah kumpulan bunyi fonem yang membentuk kata. Kata yang berasal dari kumpulan bunyi tersebut selanjutnya membentuk bunyi kalimat, kalimat –kalimat itu dirangkai menjadi bait. Dari rangkaian itu terbentuklah puisi. Lapisan bunyi merupakan lapisan teratas atau awal. Dikatakan awal karena konsep puisi adalah rangkaian bunyi yang dapat didengar. Artinya puisi adalah sesuatu untuk didengar.
      ii.            Lapis Arti
Sebuah puisi setelah didengar, akan terlihat strukturnya atau bentuknya dengan jelas sebagai bagian dari huruf yang menjadi kata, kata merupakan bagian dari kelompok kata, kelompok kata bagian dari kalimat. Rangkaian kata, kelompok kata dan kalimat ini meiliki arti yang selanjutnya membentuk kesatuan arti yang lebih besar lagi, yaitu bait. Oleh karena itu tiap unsur yang membentuk puisi  ini harus dijelaskan arti linguistiknya, terutama arti linguistik setiap kata yang tidak biasa dipakai dalam komunikasi sehari-hari.
    iii.            Lapis Dunia Pengarang
Puisi adalah hasil tulisan pengarang, apa yang dituliskan di dalam puisi tidak selalu berisi apa yang dialami pengarang. Adakalanya tulisan atau karya puisi itu hanyalah olahan imajinasi pengarangnya. Pengarang mewujudkan pelaku, latar, dan apa yang diungkapkan dalam karya puisinyaitu merupakan hasil imajinasinya agar puisi ciptaannya dapat dimengerti, dan ditangkap oleh penikmat sebagai suatu karya yang berguna. Untuk memperindah puisi, pengarang menyertakan pula lapis dunia implisit berupa khiasan-khiasan yang merupak cerminan ucapan tak langsung, serta lapis metafisika yang berupa suasana tragis atau mengerikan atau suasana suci yang menimbulkan renungan bagi pembaca.
  1. ANALISI PUISI ANAK-ANAK
Krakatau
(oleh : Dini Fajrini )
Di antara sumatera dan jawa
Terbentang selat sunda
Yang indah rupawan

Berdirilah krakatau dengan megahnya
Menjulang tinggi mencapai langit
Sungguh indah di pandang mata

Tapi ketika Ia marah
Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya

Asap hitam bertebaran tertiup angin
Kerikil –kerikil berhamburan
Gelombang pasang menghantam pesisir pantai
Tapi semua itu telah berlalu
Dia telah kembali tenang
Kembali indah untuk dipandang
Oh, tuhan sungguh indah ciptaannmu

Dari semua unsur atau komponen yang ada di puisi tersebut kita analisis unsur yang adasaja. Karena puisi anak itu sangat sederhana. Oleh karena kesederhanaannya tidak semua unsur ada seperti unsur yang ada di puisi umum.
1.      Tema
Dari membaca judul puisi di atas kita mendapat kata “krakatau” yang mengandung konsep sebuah sebutan untuk gunung yang pernah meletus dan dikenal oleh banyak orang. Nahkan diperkuat oleh kalimat yang ada pada bait pertama “Di antara sumatera dan jawa” dan berdirilah krakatau yang indah rupawan. Kata indah itu diperjelas lagi dengan mengulang pengertian kata indah melaluio tiga baris kalimat pada bait kedua, yang merupakan diksi lain, tetapi semaksud “Berdirilah krakatau dengan megahnya Menjulang tinggi mencapai langit Sungguh indah di pandang mata”. Berdasarkan hal tersebut maka tema dari puisi ini tentang keindahan akam.
2.      Amanat
Berdasarkan pesan yang bisa kita tangkap dari pengarang puisi krakatau adalah sebagai berikut :
a.       Di balik keindahan terselip ancaman
b.      Sesuatu yang indah menyimpan bahaya
c.       Segala sesuatu diciptakan Tuhan dalam dua sisi , yaitu baik dan buruk.
d.      Segala hal akan tercermin melalui sikapnya. Jika sedang tenang akan kelihatan indah, tetapi jika sedang marah akan kelihatan buruk.

3.      Nada, sikap, serta suasana hati dan perasaan
Berdasarkan puisi diatas untuk menentukan sikap berdasarkan situasi pengarang tercermin pada bait 1,2,dan 4 yaitu sikap senang, suka hati, dan bahagia yang diletakkan pada awal dan akhir puisi.
4.      Rima
Pada puisi ini rima terdapat pada hubungan bunyi antarlarik dengan mengulang “nya” pada baik kle3 lirik 2,3,dan 4.
Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya
Ciptaaan atau pengimajian
Pada puisi Krakatau terdapat citraan pada bait ke 1, ke 2. Dan ke 3.
Terbentang selat sunda
Yang indah rupawan

Berdirilah krakatau dengan megahnya
Menjulang tinggi mencapai langit
Sungguh indah di pandang mata
Tapi ketika Ia marah
Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya
Asap hitam bertebaran tertiup angin
Kerikil –kerikil berhamburan
Gelombang pasang menghantam pesisir pantai

5.      Gaya bahasa
Gaya bunyi terdapat pada bait ke 3:
Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya

Sedangkan gaya kata terdapat pada 

Berdirilah krakatau dengan megahnya
Menjulang tinggi mencapai langit
Sungguh indah di pandang mata

Tapi ketika Ia marah
Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya
Asap hitam bertebaran tertiup angin
Kerikil –kerikil berhamburan
Gelombang pasang menghantam pesisir pantai
Adapun unsur tipografi, enjabmen, dan akulirik ntidak terdapat pada puisi ini. Unsur ekstrinsik pada puisi ini tentu ada yang berhubungan dengan unsur kesejarahan.











BAB III
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
puisi adalah bentuk karya Sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik dan struktur batinnya ( Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd. Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44 ). Berdasarkan asal-usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima, dan irama sebagai media penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi dan imajinasi.
Hampir semua contoh bentuk puisi yang bervariasi dalam bentuk, isi, tema, tifografi dan kemasan puisi lainnya, hannyalah dimiliki oleh puisi orang dewasa. Sampai saat ini puisi anak yang paling banyak dijumpai sejak dahulu hingga saat ini adalah berbentuk pantun, syair, gabungan dari keduanya, dan modifikasi dari pantun atau syair dalam sisi bentuk ciri dan isi, serta puisi biasa yang tidak terikat oleh bait dan bentuk (puisi bebas).
Unsur instrinsik adalah unsur yang secara langsung membangun puisi dari dalam, atau dari wujud puisi itu sendiri. Di antara unsur pembangun dari dalam itu ialah tema, amanat perasaan, atau nada dan suasana puisi, tipografi, enjabemen, akulirik, rima, citraan atau pengimajian, dan gaya bahasa.Di samping unsur pembangun dari dalam, puisi juga memiliki unsur pembangun dari luar yang disebut unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik ini cukup berpengaruh terhadap keutuhan puisi, oleh karena itu, disebut unsur luar, tetapi sangat mempengaruhi totalitas puisi. Unsur ekstrinsik ini terdiri atas : unsur biografi penyair, unsur kesejarahan dan unsur kemasyarakatan.





No comments:

Post a Comment