BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sifat-sifat dari
suatu benda atau kejadian yang kita ukur, misalnya panjang benda, massa
benda, lamanya waktu lari mengelilingi sebuah lapangan disebut besaran,
besaran apa saja yang bisa kita ukur dari sebuah buku? Pada sebuah buku, kita
bisa mengukur massa, panjang, lebar, dan tebal buku. Bagaimanakah kita
menyatakan hasil pengukuran panjang buku?
Misalnya
panjang buku sama dengan 25 sentimeter. sentimeter disebut satuan dari
besaran panjang. Massa buku sama dengan 1 kilogram; kilogram disebut
satuan dari besaran massa. Jadi satuan selalu mengikuti besaran, tidak
pernah mendahuluinya.
Dimasyarakat
kita kadang-kadang terdapat satuan-satuan yang tidak standar atau tidak
baku, misalnya satuan panjang dipilih depa atau jengkal. Satuan tersebut
tidak baku karena tidak mempunyai ukuran yang sama untuk orang yang
berbeda. Satu jengkal orang dewasa lain dengan satu jengkal anak-anak.
Itulah sebabnya jengkal dan depan tidak dijadikan satuan yang standar
dalam pengukuran fisika.
Oleh
karena alasan-alasan itulah para ilmuan mengadakan penelitian besar-besaran
yaitu General Conference on Weights and Measures of the International Academy
of Science pada tahun 1960. Dalam sistem satuan ini, terdapat tujuh
besaran yang disebut sebagai besaran pokok.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan pengamatan?
2. Apa saja jenis-jenis besaran?
3. Apa yang di maksud dengan satuan dan jenis-jenis satuan?
4. Apa yang di maksud dengan pengukuran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan pengamatan.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis besaran.
3. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan satuan dan
jenis-jenis satuan.
4. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan pengukuran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGAMATAN
Pengamatan yaitu kegiatan menggunakan satu indra atau lebih seperti
melihat, mendengar, mencium, mengecap dan meraba secara saksama untuk
mendapatkan keterangan atau makna dari suatu yang diamati. Kegiatan ini
bertujuan untuk mendapatkan keterangan atau pengetahuan dari suatu peristiwa.
Objek yang diamati dapat berupa makhluk hidup atau bagian dari makhluk hidup
maupun proses dalam kehidupan tersebut. Pengamatan (observasi) dapat dilakukan
secara kualitatif maupun kuantitatif.
1.
Pengamatan secara Kualitatif
Yaitu pengamatan yang dilakukan dengan alat-alat indra. Pengamatan ini
menghasilkan data yang disebut data kualitatif. Keterampilan mengamati dapat
menjawab masalah yang akan kita pecahkan. Seseorang yang tidak terbiasa
melakukan pengamatan akan mengalami kesukaran dalam mengidentifikasi masalah,
tetapi dengan latihan maka hal tersebut dapat diatasi.
Pengamatan
yang lebih baik dapat menggunakan seluruh indra yang kita miliki sehingga hasil
pengamatan yang kita inginkan tercapai. Indra yang kita miliki adalah indra
penglihatan, indra pembau, indra pendengar, indra peraba dan indra pengecap.
Beberapa contoh pengamatan menggunakan indra yaitu :
a. Indra
pembau : untuk pengamatan berupa bau. Misal : mencium beberapa jenis bumbu
dapur.
b. Indra
pendengaran : untuk pengamatan beruapa suara. Misal : mengenali hewan dari
suaranya.
c. Indra
peraba : untuk pengamatan berupa sentuhan. Misal : membedakan permukaan daun.
d. Indra
pengecap : untuk pengamatan berupa rasa. Misal : mencicipi beberapa jenis buah
dengan mata tertutup.
2.
Pengamatan secara Kuantitatif
Yaitu pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur. Tujuannya
agar hasil pengamatan yang dilakukan lebih teliti dan akurat. Data yang
dihasilkan merupakan data yang dapat dinyatakan dengan angka. Data ini disebut
dengan data kuantitatif. Pengambilan data kuantitatif harus menggunakan alat
ukur dan satuan pengukuran yang bersifat universal artinya berlaku dan dapat
diterima di seluruh dunia. Misal : untuk mengukur panjang menggunakan satuan
meter bukan dengan hasta.
Contoh :
pengamatan secara kuantitatif :
a. Mengamati
pertumbuhan kecambah, berapa millimeter kecepatan tumbuh kecambah setiap
harinya.
b. Mengamati
berapa jumlah denyut jantung orang laki-laki sehat yang sedang duduk atau
sedang berolahraga setiap menitnya.
Pengamatan yang dibantu dengan alat pengukuran mempunyai tujuan supaya
hasil pengamatan yang dilakukan lebih teliti dan akurat. Alat bantu tersebut
antara lain :
a. Mistar
(penggaris) : untuk mengukur panjang
b. Timbangan
(neraca) : untuk mengukur berat
c.
Termometer : untuk mengukur suhu
d.
Higrometer : untuk membantu mengamati
kelembapan udara
e. Gelas
ukur : mengukur volume zat cair
f. Mikroskop
: untuk mengamati objek yang sangat
kecil
B. BESARAN
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, serta dapat dinyatakan
dengan angka dan memiliki satuan.
Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat
dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu :
1. dapat
diukur atau dihitung
2. dapat
dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. mempunyai
satuan
Besaran
berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:
1 Besaran
Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari
pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa
merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
2 Besaran
non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini
tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh
besaran non fisika adalah Jumlah.
Besaran
Fisika sendiri dibagi menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
1.
Besaran Pokok adalah
besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepakatan para ahli fisika.
Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam. Selain itu, terdapat dua besaran
tambahan yang tidak memiliki dimensi, yakni sudut datar dan sudut ruang (tiga
dimensi).
Besaran
|
Satuan
|
Lambang
Satuan
|
Panjang
|
Meter
|
m
|
Massa
|
Kilogram
|
kg
|
Waktu
|
Sekon
|
s
|
Suhu
|
Kelvin
|
K
|
Kuat
Arus
|
Ampere
|
A
|
Intensitas
Cahaya(Integritas Cahaya)
|
Candela
|
cd
|
Jumlah
Zat(Molekul Zat)
|
Mol
|
mol
|
*tabel besaran pokok
Besaran
Tambahan
|
Satuan
|
Lambang
Satuan
|
Sudut
Datar
|
Radian
|
Rad
|
Sudut
Ruang
|
Steradian
|
Sr
|
* tabel besaran tambahan
2.
Besaran Turunan
Besaran
yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada banyak macamnya.
Besaran
Turunan
|
Nama
Satuan
|
Lambang
Satuan
|
Kecepatan
|
meter/sekon
|
m/s
|
Massa
jenis
|
kilogram/meter3
|
kg/m3
|
Luas
|
meter2
|
m2
|
Volume
|
meter3
|
m3
|
Gaya
|
newton
|
N
|
Energy
|
Newton.meter
= joule
|
N.m =
j
|
*tabel besaran turunan dan
satuannya
Selain itu, berdasarkan ada tidaknya arah, besaran juga
dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran skalar dan besaran vector.
1.
Besaran
skalar yaitu besaran yang mempunyai besar
dan satuan saja tanpa memiliki arah. Contoh : panjang, massa,
waktu.
2.
Besaran
vektor yaitu besaran yang memiliki besar
(nilai), satuan dan arah.
Contoh : kecepatan, gaya, perpindahan,dll.
Contoh : kecepatan, gaya, perpindahan,dll.
C.
SATUAN
Satuan adalah suatu pembanding dalam
pengukuran atau membandingkan besaran dengan yang lain yang dipakai oleh
patokan. Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari
suatu besaran. Adanya berbagai macam satuan untuk besaran yang sama akan
menimbulkan kesulitan. Kalian harus melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu
untuk memecahkan persoalan yang ada. Dengan adanya kesulitan tersebut, para
ahli sepakat untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan
standar Sistem Internasional, disebut Systeme Internationale d’Unites (SI).
Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya
secara internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat
untuk menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya
perbedaan satuan yang digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut
sebagai Meter – Kilogram – Second (MKS). Selanjutnya pada Konferensi Berat dan
Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt (W)
ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan
Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon,
ampere, kelvin, mol, dan kandela.
Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem satuan
desimal yang mengacu pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa satu
sentimeter kubik air, dan detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter –
Gram – Second (CGS).
Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan
satuan baku. Satuan tidak baku adalah satuan
yang tidak ditentukan secara resmi dan untuk orang yang berbeda menghasilkan
pengukuran berbeda. Standar satuan tidak baku
tidak sama di setiap tempat, misalnya jengkal dan hasta..
Sedangkan satuan baku adalah satuan
yang ditentukan secara resmi oleh para ilmuwan dan dijadikan standar acuan,
satuan ini jika diukur oleh orang yang berbeda akan tetap menghasilkan
pengukuran yang sama.
No
|
Besaran
|
MKS
|
CGS
|
1
|
Panjang
|
m
|
Cm
|
2
|
Massa
|
kg
|
gram,
ons, pounds
|
3
|
Waktu
|
detik
|
menit,
jam, hari
|
4
|
Gaya
|
newton
|
Dyne
|
5
|
Energi
|
joule
|
kalori,
erg
|
6
|
Suhu
|
kelvin
|
Celcius,
Fahrenheit, Reamur
|
Sistem Satuan Internasional (SI) : Sistem satuan yang berlaku
secara internasional (mendunia). Sistem Satuan Internasional (SI) di bagi
menjadi dua, yaitu:
a) Sistem
MKS : (Meter, kilogram, sekon, atau detik).
b) Sistem
CGS : (Sentimeter, gram, sekon, atau detik).
D.
PENGUKURAN
Pengukuran itu adalah membandingkan nilai suatu besaran yang diukur
menggunakan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan
Peranan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari sangat
penting. Seorang tukang jahit pakaian mengukur panjang kain untuk dipotong
sesuai dengan pola pakaian yang akan dibuat dengan menggunakan meteran pita.
Penjual daging menimbang massa daging sesuai kebutuhan pembelinya dengan
menggunakan timbangan duduk.
Seorang petani tradisional mungkin melakukan
pengukuran panjang dan lebar sawahnya menggunakan satuan bata, dan tentunya
alat ukur yang digunakan adalah sebuah batu bata. Tetapi seorang insinyur sipil
mengukur lebar jalan menggunakan alat meteran kelos untuk mendapatkan satuan
meter.
Ketika kita mengukur panjang meja dengan penggaris,
misalnya didapat panjang meja 100 cm, maka panjang meja merupakan besaran, 100
merupakan hasil dari pengukuran sedangkan cm adalah satuannya.
Beberapa aspek pengukuran yang harus diperhatikan
yaitu ketepatan (akurasi), kalibrasi alat, ketelitian (presisi), dan kepekaan
(sensitivitas). Dengan aspek-aspek pengukuran tersebut diharapkan mendapatkan
hasil pengukuran yang akurat dan benar.
Jenis-jenis
meliputi panjang, massa, dan waktu.
1. Pengukuran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda
haruslah sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku
kita gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah
menggunakan meteran kelos.
a. Pengukuran Panjang dengan
Mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.
Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala
ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan
hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan
kesalahan paralaks.
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang
mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm.
Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter
bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1 mm.
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1 mm.
c. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau
0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai
ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat,
dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar,
skala utama, skala putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala
utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01
mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.
2. Pengukuran
Massa Benda
Timbangan digunakan untuk mengukur massa benda.
Prinsip kerjanya adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara
massa benda yang diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam dunia
pendidikan sering digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan. Perhatikan
beberapa alat ukur berat berikut ini.
Bagian-bagian
dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai berikut:
• Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
• Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g.
• Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.
• Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
• Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g.
• Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.
3. Pengukuran Besaran Waktu
Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog,
jam digital, jam dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat
tersebut, stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian cukup baik,
yaitu sampai 0,1 s.
4. Pengukuran Besaran Suhu
1.
Termometer dengan bahan zat cair
Bahan yang paling sering dipakai untuk membuat termometer adalah zat zair.
Berikut adalah jenis termometer:
a. Termometer Laboratrium
Bahan yang paling sering dipakai untuk membuat termometer adalah zat zair.
Berikut adalah jenis termometer:
a. Termometer Laboratrium

Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau suhu air yang sedang dipanaskan. Termometer laboraturium menggunakan raksa atau alkohol sebagai petunjuk suhu.

Termometer
ruang bisanya di pasang pada dinding rumah atau kantor. Terometer ruang
mengukur suhu keadaan suatu saat. Skala termometer ini adalah dari -50 °C
sampai 50 °C.
c.
Termometer klinis

Termometer klinis disebut juga termometer demam. Biasanya dokter memakai termometer ini untuk mengukur suhu tubuh pasien. Pada keadaan sehat, suhu tubuh manusia 37 °C. Tetapi jika pada saat demam suhu akan naik melebihi angka tersebut, bahkan bisa mencapai angka 40 °C. Skala pada termometer klinis hanya dari 35 °C hingga 43 °C. Hal ini sesuai dengan suhu tubuh manusia, suhu tubuh tidak mungkin di bawah 35 °C dan melebihi 43 °C.
d. Termometer Six-Bellani

Termometer Six-Bellani disebut juga sebagai termometer maksimum-minimum. Termometer ini dapat mencatat suhu tertinggi dan suhu terendah dalam jangka waktu tertentu. Termometer ini mempunyai 2 cairan, yaitu alkohol dan raksa dalam satu termometer.
a.
Termometer Bimetal

Termometer Bimetal menggunakan logam untuk mengukur adanya suhu dengan prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan.
b.
Termometer Hambatan

Terometer hambatan merupakan termometer yang paling tepat digunakan dalam industri untuk mengukur suhu lebih dari 100°C. Termometer ini dibuat berdasarkan perubahan hambatan logam.
c.
Termometer Termokopel

Termometer temokopel adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mengukur atau mendeteksi suhu melalui dua jenis logam konduktorberbeda yang digabungkan pada ujungnya sehingga menimbukan efek “Termo – electric”. Termokopel adalah salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan sering digunakan dalam bebagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan macam – macam elektronika yang berkaitan dengan suhu.
3. Termometer dengan bahan gas
Termometer gas adalah jenis termometer yang memanfaatkan sifat pemuaian gas apabila terjadi perubahan suhu. gas Hidrogen dan gas Helium merupakan gas yang umum digunakan sebagai bahan termometer ini.
Termometer gas adalah jenis termometer yang memanfaatkan sifat pemuaian gas apabila terjadi perubahan suhu. gas Hidrogen dan gas Helium merupakan gas yang umum digunakan sebagai bahan termometer ini.

4. Termometer Optis
a. Pirometer

Intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda yang sangat panas yang termometer pirometer ini berfungsi untuk menunjukkan suhu. Sifat termometrik ini dimanfaatkan untuk mengukur suhu pada pirometer.
b. Termometer Inframerah.

Termometer Inframerah berfungsi untuk mengetahui suhu benda dengan menyinarkan inframerah ke benda tersebut.
5. Pengukuran Besaran Kuat Arus
Amperemeter adalah
alat untuk mengukur kuat arus. Alat ini sering digunakan olehteknisi elektronik
yang biasanya menjadi satu dalam multitester atau Avometer.Avometer adalah
singkatan dari Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter.

Gambar: Amperemeter
dan mikroamperemeter
6. Pengukuran Besaran Intensitas Cahaya
a. Lighmeter /
Lux Meter

Lighmeter
adalah salah satu alat ukur intensitas cahaya yang banyak digunakan. Dalam
dunia fotografi, light meter sering digunakan untuk menentukan eksposur yang
tepat untuk sebuah foto. Biasanya light meter akan mencakup rangkaian
elektronik digital atau analog, yang memungkinkan fotografer menentukan shutter
speed dan f-number yang harus dipilih untuk pemaparan optimal, mengingat
situasi pencahayaan dan kecepatan film tertentu.
b.
Ganiofotometer

Alat ukur
intensitas cahaya selanjutnya adalah Goniophotometer. Goniophotometer adalah
alat yang digunakan untuk pengukuran cahaya yang dipancarkan dari benda pada
sudut yang berbeda. Penggunaan goniophotometers telah meningkat dalam beberapa
tahun terakhir dengan diperkenalkannya sumber lampu LED, yang sebagian besar
mengarahkan sumber cahaya, di mana distribusi spasial cahaya tidak homogen.
c.
Spektrofotometer

Spektrofotometer
adalah alat ukur intensitas cahaya pada panjang gelombang tertentu yang
melewati sebuah materi. Spektrofotometer ini mengukur jumlah cahaya berdasarkan
interaksi antara materi dengan cahaya yang ditembakkan.
Cahaya tersebut
bisa berupa inframerah, ultra violet, dan cahaya tampak sedangkan materi berupa
atom atau molekul, biasanya dari bahan kaca atau kuarsa. Sebagian dari cahaya
tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan.
7. Pengukuran Besaran Jumlah Zat
Jumlah zat tidak dapat
diukur secara langsung, tetapi dengan cara mengukur terlebih dahulu massa zat.
Pengukuran Tidak Baku
Pengukuran tidak
baku merupakan pengukuran yang hasilnya berbeda karena menggunakan alat ukur
yang tidak baku atau tidak standar. Pengukuran tidak baku yang dapat di
pelajari adalah:
a. Digit adalah pengukuran yang disesuaikan dengan lebar
sebuah jari.
b. Jengkal adalah ukuran yang disesuaikan dengan jarak
paling panjang antara ujung jempol tangan dengan ujung kelingking tangan.
c. Depa adalah pengkuran yang disesuaikan dengna ukuran
sepanjang kedua belah tangan dari ujung jari tengah kanan sampai ke ujung jari
tangan kiri.
d. Kaki adalah pengukuran yang disesuaikan dengan ukuran
panjang sebuah kaki.
Contoh alat ukur tidak baku:

Contoh
penerapan pengukuran panjang dengan suatu yang ada dalam kegiatan anak-anak SD
di kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan aktifas, yaitu:
Pengukuran
seperti mengukur meja, tinggi teman dan lainnya dengan pensil, pena, tangan,
manik-manik atau alat lainnya yang bisa di gunakan sebagai pengukuran panjang
yang bersifat tidak baku.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Besaran adalah sesuatu yang
dapat diukur, serta dapat dinyatakan dengan angka dan memiliki satuan. Besaran
berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:
1.
Besaran Fisika yaitu
besaran yang diperoleh dari pengukuran.
2.
Besaran non Fisika yaitu
besaran yang diperoleh dari penghitungan..
Besaran
Fisika sendiri dibagi menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Satuan adalah suatu
pembanding dalam pengukuran atau membandingkan besaran dengan yang
lain yang dipakai oleh patokan. Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
satuan tidak baku dan satuan baku. Satuan tidak
baku adalah satuan
yang tidak ditentukan secara resmi dan untuk orang yang berbeda menghasilkan
pengukuran berbeda. Sedangkan satuan baku adalah satuan yang ditentukan secara resmi oleh para
ilmuwan dan dijadikan standar acuan.
Pengukuran itu adalah membandingkan nilai suatu besaran yang diukur
menggunakan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan
B. SARAN
Semoga
setelah membaca makalah ini para pembaca lebih memahami lagi apa itu Besaran,
Satuan, dan Turunan. Dan makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu
kami meminta kritik dan saran nya yang bersifat relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Petunjuk
Praktikum Fisika Dasar. Dirjen Dikti Depdiknas.
Tim Seqip. (2003). Buku
IPA Guru Kelas VI. Dirjen Dikdasmen Depdiknas, Jakarta
https://blog.ruangguru.com/apa-yang-dimaksud-dengan-satuan
https://rumusrumus.com/pengertian-pengukuran-2/#!
http://ayulorenza010200.blogspot.com/2017/10/makalah-fisika-besaran-satuan-dan_23.html





No comments:
Post a Comment